Pura Besakih merupakan kompleks pura terbesar dan paling sakral di Bali, sekaligus menjadi pusat keagamaan Hindu di Pulau Dewata. Terletak di kaki Gunung Agung, pura ini sering disebut sebagai “Pura Ibu” atau “Mother Temple” karena pentingnya dalam kehidupan spiritual masyarakat Bali. Pura Besakih tidak hanya berfungsi sebagai tempat peribadatan, tetapi juga menjadi destinasi wisata budaya yang menampilkan keindahan arsitektur Bali serta pemandangan alam yang menakjubkan.
Sejarah dan Makna Spiritual
Pura Besakih telah ada sejak lebih dari seribu tahun yang lalu. Menurut catatan sejarah, pura ini mulai dibangun pada abad ke-8 oleh seorang pendeta Hindu bernama Rsi Markandeya. Ia dikatakan sebagai tokoh yang memimpin pendirian tempat-tempat suci di Bali, termasuk Pura Besakih. Kompleks pura ini kemudian berkembang menjadi pusat spiritual utama bagi masyarakat Hindu di Bali, sekaligus menjadi tempat untuk melaksanakan upacara keagamaan besar.
Pura Besakih memiliki arti penting dalam ajaran Hindu Bali karena lokasinya yang berada di lereng Gunung Agung, gunung tertinggi di Bali yang diyakini sebagai tempat tinggal para dewa. Gunung Agung sendiri dianggap sebagai poros spiritual pulau Bali, dan Pura Besakih berada di tempat yang paling strategis dan sakral untuk melakukan pemujaan.
Kompleks Pura yang Megah
Pura Besakih bukan hanya satu pura, melainkan kompleks yang terdiri dari lebih dari 80 pura yang lebih kecil. Di antara pura-pura ini, Pura Penataran Agung adalah yang terbesar dan menjadi pusat dari seluruh kegiatan spiritual. Pura ini terdiri dari beberapa tingkatan teras yang menjulang ke atas, melambangkan perjalanan spiritual dari dunia manusia menuju alam para dewa.
Setiap pura di kompleks ini memiliki fungsi dan tujuan yang berbeda dalam ritual keagamaan Hindu Bali. Sebagian pura diperuntukkan untuk pemujaan terhadap dewa-dewa tertentu, sementara yang lain digunakan untuk upacara-upacara penting seperti Ngaben (upacara kremasi) atau Eka Dasa Rudra, upacara besar yang diadakan sekali dalam 100 tahun.
Selain Pura Penataran Agung, pura lain yang penting dalam kompleks Besakih adalah Pura Batu Madeg, yang dikhususkan untuk pemujaan Dewa Wisnu, dan Pura Kiduling Kreteg, tempat pemujaan Dewa Brahma.
Arsitektur dan Estetika
Salah satu aspek yang membuat Pura Besakih begitu menarik adalah arsitekturnya yang megah dan khas Bali. Setiap pura dibangun dengan gaya tradisional Bali, yang memadukan unsur-unsur alami dengan simbolisme spiritual yang mendalam. Pura-pura di kompleks ini dihiasi dengan patung-patung dewa, gerbang besar berbentuk candi bentar (gerbang terbelah), serta ornamen-ornamen ukir yang rumit.
Tangga-tangga batu yang menghubungkan teras-teras pura memberikan kesan monumental, mengundang para pengunjung untuk melakukan perjalanan spiritual seiring mereka mendaki menuju puncak pura. Pemandangan dari Pura Besakih sangat memukau, dengan latar belakang Gunung Agung yang menjulang dan pemandangan luas ke arah sawah serta perbukitan Bali.
Upacara dan Perayaan di Pura Besakih
Pura Besakih adalah pusat dari berbagai upacara penting dalam kalender agama Hindu Bali. Salah satu upacara terbesar yang diadakan di sini adalah Upacara Eka Dasa Rudra, yang dianggap sebagai puncak dari seluruh rangkaian ritual Hindu di Bali dan bertujuan untuk menyucikan dunia.
Setiap tahun, ratusan upacara kecil dan besar diadakan di Pura Besakih, baik oleh masyarakat lokal maupun umat Hindu dari seluruh Indonesia. Salah satu perayaan yang paling terkenal adalah Odalan, yaitu peringatan hari ulang tahun pura yang dirayakan setiap 210 hari sekali menurut kalender Bali.
Akses dan Tips Berkunjung
Pura Besakih terletak di Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, sekitar 60 km dari Denpasar. Perjalanan menuju pura ini dapat ditempuh dengan mobil atau sepeda motor melalui jalur yang indah, melewati sawah hijau dan perbukitan yang menyejukkan mata.
Pengunjung yang ingin mengunjungi Pura Besakih disarankan untuk memakai pakaian sopan, seperti sarung dan selendang, yang dapat disewa di area pura jika diperlukan. Sebagai tempat suci, ada area tertentu di dalam pura yang hanya boleh diakses oleh umat Hindu yang akan beribadah, namun wisatawan tetap bisa menikmati keindahan pura dari bagian luar.
Disarankan juga untuk mengunjungi pura pada pagi hari, sebelum keramaian datang, untuk mendapatkan pengalaman yang lebih tenang dan khusyuk. Pengunjung juga dapat memilih untuk datang pada saat upacara atau perayaan besar untuk merasakan atmosfer spiritual yang lebih mendalam.
Kesimpulan
Pura Besakih bukan hanya sebuah destinasi wisata religi, melainkan simbol dari keagungan spiritual dan budaya Bali. Dengan arsitektur yang megah, sejarah panjang, serta latar belakang Gunung Agung yang menakjubkan, Pura Besakih menjadi salah satu destinasi wajib bagi siapa saja yang ingin memahami lebih dalam tentang kehidupan spiritual masyarakat Bali dan pesona keindahan arsitekturnya.
Bagi para pengunjung, Pura Besakih menawarkan pengalaman yang lebih dari sekadar wisata biasa; ini adalah perjalanan menuju hati dan jiwa Bali yang sesungguhnya.